Seperti kita ketahui, sekarang ini ragam diet sudah tak terhitung banyaknya. Dari diet South Beach, diet vegetarian, zone diet, diet mediterania, diet rendah lemak, dan juga diet yang bisa dibilang paling terkenal saat ini, yaitu diet Atkins. Prinsip diet Atkins adalah diet rendah karbohidrat. Dr. C. Robert Atkins menyebutkan kalau kita boleh makan sebanyak-banyaknya, asalkan konsumsi karbohidratnya rendah.
mengonsumsi sedikit karbohidrat dan menggantikannya dengan lemak. Awalnya berat badannya memang turun dengan cepat. Namun kemudian, akan mulai merasa lelah. dan sempat mengira kalau ini disebabkan
karena beban pekerjaannya yang memang sedang banyak-banyaknya saat itu.
Diet, tapi Jantungan?
Para peneliti pernah melakukan sebuah penelitian dengan memberikan makanan berkarbohidrat tinggi pada sekumpulan tikus. Hasilnya? Dalam waktu singkat, tikus-tikus itu cenderung mengalami kegemukan, bulunya rontok, dan berpotensi terkena kemandulan! Jadi sangat lumrah kalau akhirnya Atkins menyalahkan dan menuding karbohidrat sebagai penyebab rusaknya tubuh manusia.
Sebuah penelitian yang melibatkan 450 orang menunjukkan memang mereka yang menjalani diet rendah karbohidrat mengalami penurunan berat badan yang lebih cepat dibandingkan mereka yang menjalani diet rendah lemak. Tapi ternyata mereka juga mengalami kenaikan kolesterol total dan kolesterol LDL (kolesterol jahat)!
Mereka yang menjalani diet rendah karbohidrat bahkan memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan pembuluh darah karena saat mengurangi karbohidrat secara ekstrim, mereka malah meningkatkan konsumsi lemak untuk tetap memperoleh energi. Ini justru yang membahayakan.
Konsumsi lemak yang berlebih dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Tingginya kadar kolesterol dan trigliserida inilah yang menyebabkan naiknya risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain itu, melakukan diet Atkins juga berisiko timbulnya gangguan Acido-Ketosis (kelebihan asam dalam darah akibat gangguan metabolisme lemak).
Lalu apa yang harus dilakukan?
Lalu bagaimana caranya agar diet Anda berhasil dan tetap sehat? Karbohidrat berlebih memang tidak baik. Oleh karena itu, Anda perlu membatasi jumlah karbohidrat yang Anda konsumsi. Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Hindarilah karbohidrat dalam bentuk gula sederhana seperti gula pasir dan gantikan dengan gula rendah kalori, karena sebenarnya gula sederhana hanya memberikan kalori tanpa nutrisi yang berguna. Sebaliknya Anda tetap perlu mencukupi asupan karbohidrat kompleks seperti serat yang banyak terdapat pada sayuran dan buah. Selain itu, serat sangat baik untuk mengurangi risiko kanker usus, dan menurunkan kolesterol. Mengonsumsi serat juga membuat rasa kenyang pada perut lebih lama.
Bagaimana dengan nasi?
Kita, orang Indonesia, terbiasa untuk memakan nasi dan rasanya perut belum kenyang kalau belum bertemu nasi. Padahal nilai Glycemic Index (GI) yang dikandung nasi adalah 88. Sedangkan GI yang disarankan untuk konsumsi karbohidrat berkisar antara 50-60. Semakin tinggi nilai GI, maka kita akan semakin cepat lapar, sehingga cenderung untuk makan berlebih. Oleh karena itu, Anda memang perlu membatasi nasi atau menggantinya dengan sumber karbohidrat yang memiliki nilai GI rendah seperti nasi merah atau roti gandum. (adt/mrz)